Kandungan Kimia Tumbuhan Sebagai Sumber Informasi Penemuan Obat Berdasarkan Bio-Aktivitas





Fitokimia masuk kedalam sub ilmu botani dan kimia, dalam proses fitokimia dapat di laksanakan di alam liar atau kebun raya dengan bantuan etnobotani. Pada Bidang ilmu kefarmasian penerapan disiplin ilmu ini disebut farmakognosi yang bertujuan untuk studi fisiologi tanaman yang diharapkan nantinya akan di temukan sebagai penemuan obat baru.

Sejak berabad-abad, banyak senyawa dari tumbuhan memiliki peran luar biasa dalam bidang pengobatan. Tumbuhan yang berpotensi sebagai obat tetap digunakan sampai saat ini karena masih memiliki efek farmakologis dan ekonomis, baik digunakan secara langsung atau setelah modifikasi kimia (pencarian bahan aktif dari tumbuhan) [1,2,3,4-5.].

Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan. Ilmu ini menjabarkan fungsi, Struktur dan jumlah dari bahan kimia terutama senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada tumbuhan, serta pembentukan senyawa tersebut di alam. Tumbuhan memproduksi bahan kimia yang bertujuan untuk kelangsungan bertahan hidup dalam melawan penyakit tumbuhan dan serangga pengganggu. Senyawa yang berasal dari tumbuhan, seperti tanaman pangan diketahui memiliki manfaat di bidang kesehatan dan keaktifan biologis. Senyawa yang ditemukan pada tanaman diketahui memiliki empat kelas utama diantaranya; Alkaloid, glikosida polifenol dan terpenoid.

Beberapa metabolit sekunder yang aktif secara biologis telah ditemukan aplikasi sebagai obat atau sebagai model kimia untuk desain dan sintesis (atau semisintesis) obat baru molekul seperti opiat (dari model morfin dan kodein), aspirin dari asam salisilat alami (dari willow-Salix spp.)

Konstituen penting senyawa yang dihasilkan dari tumbuhan digunakan untuk sifat farmakologis diperoleh secara komersial dengan ekstraksi dari seluruh sumber tanaman terdaftar dalam Tabel 1, sementara banyak lainnya sedang dalam uji klinis.

 

Dibuat Oleh : Fajar Fauzi Abdullah, M.Si.



Whatsapp Linkedin